Budidaya Cabai

A. Pengertian

gambar cabai
Cabai rawit adalah termasuk bahan bumbu utama dalam memasak. Cabai rawit ini banyak permintaannya, selain itu harganya juga mahal. Sehingga ketika usaha cabai rawit ini ditekuni maka akan mendapatkan keuntungan yang besar, karena dalam menanam cabai rawit yang benar maka akan menghasilkan buah yang memuaskan.

Saya yakin kita semua pernah meliha cabai rawit dan memakannya . bagi kita yang biasa memakan makanan dengan sambal cabai , rasanya belum lengkap apa bila tidak dilenkapi dengan sambal cabai. Oleh karena itu cabai tidak dapat dipisah kan dengan kehidupan sehari – hari karena hamper semua jenis masakan yang kita makan menggunakan bumbu cabi besar atau cabai rawit .

B.Cara Budidaya

1. Tanah
– Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
– Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 – 7,0
– Tanah tidak becek/ ada genangan air
– Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
– Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
– Suhu udara 16° – 32 ° C
– Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar
matahari cukup (10 – 12 jam).
TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
– Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 – 300 gram dengan daya
tumbuh lebih dari 90 %.
– Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan
panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
– Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar
garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban
tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh
– Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan
penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai
koker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit
yang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.
– Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka
atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.
2. Pengolahan Tanah
– Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan
pembuatan bedengan.
– Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan
petakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm.
– Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
– Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan
pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman
seperti dang-slang den sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman
bibit.
3. Penanaman
– Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7
helai.

– Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak
dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
– Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan
2 hari sekali bila tidak ada hujan.
4. Pemupukan
– Diberikan dengan dosis den aplikasi sebagai berikut:
– Pupuk kandang 20 ton / ha.
– Aplikasi seminggu sebelum tanam.
– Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
– ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
– TSP – 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
– KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap
aplikasi.
– Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress
dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah
tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah
tanam 500 liter /ha.
5. Pemeliharaan
– Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari.
– Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman
setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
– Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
– Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu,
daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan
busuk batang.
– Untuk Hama Kutu Daun Persik dapat dipakai Curacron , Tohuthion.
– Hama ulat Grayak digunakan Methrin, Dimilin dan Atabron
– Hama Trips digunakan Nogos, Nuracran, Malathion.
– Penyakit Bercak Daun, Busuk Batang dan Busuk Buah digunakan Antracol,
Dithane, M-45, Cupapit, Dipolatan AF.
7. Panen
– Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih
belang hitam).
– Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai
tanaman tidak menghasilkan.
– Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati – hati
agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.
C.Keunggulan
Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
D. Hambatan
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen[3]. Laporan Departemen Pertanian RI tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Buah cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya terutama adalah lalat buah Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada produksi cabai.
Selain lalat buah, Kutudaun Myzus persicae (Hemiptera: Aphididae) merupakan salah satu hama penting pada budidaya cabai karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%. Upaya pengendaliannya dapat menggunakan insektida nabati ekstrak Tephrosia vogelii dan Alpinia galanga.
E. Referensi
A. http://tipspetani.blogspot.com/2012/08/cabai-rawit-adalah-termasuk-bahan-bumbu.html
B. https://bataviareload.wordpress.com/pertanian/cara-budidaya-cabe-merah-yang-benar/
C. https://cabaimerahpedas.wordpress.com/manfaat-cabai/
D. https://cabaimerahpedas.wordpress.com/permasalahan-cabai/

Tinggalkan komentar